Sampah di Rumah Merupakan Sumber Penyakit

 



Setiap harinya 1 buah rumah pasti menghasilkan sampah, sampah tersebut disebut sebagai Limbah Rumah Tangga. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup timbunan sampah nasional tahun 2019 sebesar 175.000 ton perhari atau setara 64 juta ton setahun yang artinya jika diasumsikan setiap orang perhari sebesar 0,7 kg. Tahun 2020 Indonesia menghasilkan timbunan sampah sebesar 67,8 juta ton, jumlah yang semakin meningkat. Jika dilihat dari data tahun 2019, setiap orang perharinya mampu menghasilkan sampah hampir 2 kg, jumlah yang tidak sedikit.

Untuk mengatasi jumlah timbunan sampah yang semakin meningkat, bisa dilakukan pengolahan sampah skala rumah tangga. Data nasional tahun 2018 menunjukkan bahwa 62 persen sampah di negeri ini dihasilkan dari sampah domestik atau sampah dari aktivitas rumah tangga. Merujuk pada  data Statistik Lingkungan Hidup Indonesia yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), sejauh ini hanya 1,2 persen rumah tangga yang mendaur ulang sampahnya.

Pengelolaan sampah di rumah bisa dimulai dari memisahkan antara sampah kering dan sampah basah. Sampah kering diantaranya seperti plastik, kertas, kardus, dan kaleng. Sampah kering bisa diolah kembali menjadi kerajinan tangan yang berguna dan bernilai jual. Jika memang sudah tidak bisa digunakan lagi, sampah kering bisa dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Sedangkan sampah basah seperti sisa sayuran dan sisa buah-buahan bisa dijadikan pakan ternak atau pupuk organik.



            Untuk membedakan antara sampah sampah basah dan sampah kering bisa dilakukan dengan membedakan warna dari tempat sampah. Warna hijau untuk sampah basah dan warna kuning untuk sampah kering.

Jika setiap rumah melakukan pengelolaan sampah, hal ini dapat meminimalkan jumlah sampah yang dibuang ke TPS sehingga meminimalkan jumlah timbunan sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang telah dipisah tidak akan mengundang serangga seperti lalat, nyamuk dan kecoa. Keadaan di rumah juga tidak akan menimbulkan bau sehingga rumah menjadi nyaman dan aman dari penyakit.

Serangga seperti lalat, nyamuk dan kecoa adalah serangga yang suka pada tempat gelap, kotor, lembab, dan bau. Itu adalah tempat favoritnya. Serangga tersebut juga merupakan vektor pembawa penyakit seperti Diare yang dibawa oleh lalat, DBD dan Malaria yang dibawa oleh nyamuk. Kecoa memang tidak membawa penyakit secara langsung, namun disatu badan kecoa terdapat jutaan bakteri yang dibawanya.

DAFTAR PUSTAKA

https://environment-indonesia.com/sampah-domestik-jadi-permasalahan-utama-di-indonesia/. Sampah Domestik Jadi Permasalahan Utama di Indonesia. Diakses pada tanggal 12 Januari 2021

https://ekonomi.bisnis.com/read/20190221/99/891611/timbulan-sampah-nasional-capai-64-juta-ton-per-tahun. Timbunan Sampah Nasional Mencapai 64 juta ton Pertahun. Diakses pada tanggal 10 Januari 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Memilih Judul KTI / Skripsi untuk Jurusan Kesehatan Lingkungan

Menyimpan Bahan Makanan Agar Tetap Aman

Apa itu Kesehatan Lingkungan (Kesling) ?