Menyimpan Bahan Makanan Agar Tetap Aman

-

 


Hampir setiap orang mempunyai kebiasaan menyimpan atau menyetok bahan makanan untuk keperluan di keesokkan harinya. Hal tersebut mungkin dilakukan dengan alasan malas pergi ke pasar atau mini market untuk kembali membeli bahan makanan. Menyimpan atau menyetok bahan makanan memang efisien untuk keperluan makan sehari-hari. Tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk pergi kepasar jika ingin memasak resep makanan tertentu.

            Namun tahukah bahwa menyimpan bahan makanan terlalu lama juga akan merusak kualitas dari bahan makanan tersebut ?  khususnya untuk bahan makanan segar seperti sayuran, daging, buah-buahan, dll. Terlalu lama disimpan juga dapat merusak kandungan vitamin dan zat baik lainnya yang terdapat di dalam bahan makanan jika cara menyimpannya salah. Jangka waktu untuk menyimpan bahan makanan juga ada batasnya, tidak boleh terlalu lama.



            Berikut adalah suhu yang tepat dan perlakuan untuk menyimpan bahan makanan :

Daging, Ikan, Udang dan Olahan Sejenis
Untuk penyimpanan :

·       3 hari : -5oC ~ 0oC

·       1 minggu : -19oC ~ -5o

·       Lebih dari 1 minggu : dibawah -10oC

Telur, Susu dan Olahan Sejenisnya
Untuk penyimpanan :

·       3 hari : -5oC ~ 0oC

·       1 minggu : -19oC ~ -5oC

·       Lebih dari 1 minggu : dibawah -10oC 

Sayuran, Buah-buahan, Tepung, Biji-bijian dan Umbi Kering
Untuk penyimpanan : 
Sayuran dan buah-buahan lebih dari 1 minggu : 7oC ~ 10oC
Tepung, biji-bijian, dan umbi kering di suhu kamar 25oC

     Sekarang sudah taukan bagaimana cara menyimpan bahan makanan yang aman ?  Biar bahan makanan kita tidak cepat  layu atau busuk, coba diterapkan cara penyimpan dengan suhu yang pas seperti tulisan di atas. Semoga bermanfaat.



DAFTAR PUSTAKA

http://www.saka.co.id/news-detail/pengawasan-suhu-dalam-penyimpanan-makanan.
Diakses pada tanggal 23 November 2020


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Memilih Judul KTI / Skripsi untuk Jurusan Kesehatan Lingkungan

-
Gambar
        Setiap mahasiswa semester akhir yang  sudah memenuhi semua SKS perkuliahan wajib menyelesaikan tugas akhir yang bernama KTI (Karya Tulis Ilmiah) bagi pendidikan D3 atau Skripsi bagi pendidikan D4/S1 sebagai syarat untuk wisuda. Pada masa inilah mahasiswa biasa dilema dalam memilih judul tugas akhir yang pas. Dengan pemikiran takut salah judul, takut ditolak, atau tidak mampu menyelesaikannya, mahasiswa tingkat akhir dibebankan dengan tekanan-tekanan tersebut. Tak jarang hal ini membuat mahasiswa tingkat akhir merasa stress ketika menghadapi tugas akhir. Untuk KTI, judul yang diambil bisa berupa gambaran. Hal yang wajib dikuasai adalah gambaran dari suatu masalah, maka dari itu tugas akhirnya hanya sampai sebatas gambaran dari masalah tersebut. Bagaimana keadaan dan kondisi dari masalah tersebut yang kemudian di deskripsikan kedalam Karya Tulis Ilmiah. Sedangkan untuk pendidikan D4/S1 tugas akhirnya harus sampai pada tahap bagaimana suatu masalah dap...
Baca selengkapnya

Apa itu Kesehatan Lingkungan (Kesling) ?

-
Gambar
(Gambar pengukuran cahaya di dalam ruangan) Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial (Permenkes No. 66 th 2014 tentang Kesehatan Lingkungan). Teori klasik H. L. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan secara berturut-turut, yaitu:  1)   lingkungan (40%) ;   2)  gaya hidup / perilaku (30%) ;  3) pelayanan kesehatan (20%); dan  4) faktor genetik / keturunan (10%).  Keempat determinan tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang (Artikel Kemenkes "Bersama Selesaikan Masalah Kesehatan", 2018). Faktor lingkungan menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Faktor lingkungan tersebut bisa meliputi lingkungan sosial, ekonomi dan budaya). Kondisi lingkungan sekitar juga berpengaruh terjadinya penulara...
Baca selengkapnya